Dimalam yang dingin itu,
seusai pesta ulang taun teman kita, kamu berniat mengajakku ke suatu tempat.
"Kemana?" tanyaku saat kau ajak.
"Pokoknya ke tempat yang pemandangannya indah deh! Terlebih ini udah malem, makin indah.." jawabmu semangat.
Setelah pikir panjang, aku menyetujui ajakanmu itu.
Sepanjang jalan, aku terus melihat lampu penerangan yg seperti ikut berlari mengejar kecepatan motor yang kau kendarai.
Aku akui, memandang kemerlap cahaya memang indah, apalagi cahaya-cahaya itu terlihat bergerak sendiri, berkerjaran, berlari-lari, sungguh indah! Ditambah aku menikmatinya bersama mu, walau status hubungan kita patut dipertanyakan.
Malam minggu ini aku bersamamu, padahal pacarku dirumah mungkin terus mengkhawatirkan keberadaanku yang belum juga pulang kerumah. Tapi, entah mengapa untuk malam ini aku tidak memperdulikan pacarku itu... malah yang ku anggap pacar adalah kamu... Walau sebenarnya, kamu bukan siapa-siapaku.
Malam yang dingin ini cukup menyiksaku, aku kedinginan di tengah perjalanan menuju tempat itu.
lalu kau bertanya, "kamu kenapa?".
aku senang diperhatikan.
dan aku berusaha menjawabnya dengan jujur.
"dingin kak...".
dan aku terkejut saat kau bilang, "peluk aku, mungkin akan menghangatkanmu"
SUNGGUH AKU TERKEJUT!
Tapi, entah mengapa aku menuruti perkataanmu.
Akhirnya kita sampai di tempat yang kau maksud.
Hanya sebuah jalan fly over.
Tapi benar, pemandangan dari atas sini cukup menakjubkan!
Melihat lampu-lampu mobil yang hilir mudik, lampu-lampu penerangan sana-sini, kembang api, bintang, bulan dan seluruh keindahan yang tak bisa ku ungkapkan satu persatu.
Disini, aku bersamamu, hanya kamu dan aku. Di atas sini.
Kadang aku bingung, darimana kau mengetahui tempat-tempat relaksasi seperti ini?
Dan saat ku bertanya, kau hanya menjawabnya dengan jawaban terbodoh dan terkonyol.
"gak tau... Tiba-tiba tau aja...". sungguh bukan sebuah jawaban.
Aku hanya bisa tertawa... Melihat kekonyolanmu itu. Dan dengan kekonyolanmu, kau berhasil memikatku.
Saat aku memandang langit, tiba-tiba kau menjitakku.
"Sakit!" ucapku kesal, kau selalu menjitakku.
"Ngeliat langitnya biasa aja..." jawabmu tanpa dosa.
"Emangnya kenapa? Suka-suka dong..." balasku, aku tetap memandang langit yang penuh bintang dan kembang api.
Mendengar jawabanku, kau tertawa dan menjitakku. Lagi!! Aku benci itu.
Puas memandang semua yang ada, aku mengajakmu pulang, mengingat ini sudah larut malam, pukul sembilan malam.
"Pulang yuk..." pintaku.
"Males ah... Nanti aja..." ucapmu santai, dan mulai merangkulku, seperti tidak mau ada perpisahan.
Aku membiarkan kau merangkulku, karena aku merasa nyaman dan aman disampingmu.
Aku bersandar di pundakmu, lalu tanganmu mulai bergerak, dan mengelus kepalaku
"Aku ngantuk..." ucapku.
"Yaudah, kamu tidur aja... Nanti aku bangunin kalo udah sampe rumah...".
"Gimana caranya aku tidur? Aku gak bisa tidur sambil berdiri tau".
"Hmm... Yaudah deh, kita pulang aja... Sepanjang perjalanan, kamu boleh tidur.".
Dan aku mengangguk sambil tersenyum, akhirnya pulang juga.
Tanganku memelukmu erat, itu yang kau perintah. "Supaya gak jatoh kalo kamu tidur" ucapmu, entah alibi atau bukan.
Aku hanya bisa menurut karena rasa kantuk yang luar biasa ini sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.
"katanya mau tidur?" tanyamu sambil menyetir.
"Hmm... Nanti aja deh..." jawabku jujur.
"Udah, kamu tidur aja, mata udah ngantuk tuh... Gak baik tidur malem-malem kalo masih kecil...".
"Kalo aku masih kecil, berarti kamu juga masih kecil dong..." ucapku iseng.
"Kalo aku beda, aku udah gede... bukan anak-anak lagi..." balasmu tak mau kalah.
"Kita kan cuma beda setaun".
"Setaun pun cukup berarti... Taun baruan mau kesitu lagi gak?".
"Mauuuu..." ucapku senang.
Lama kelamaan aku pun tertidur, dalam pelukanmu, perjalanan menuju pulang kerumah.
Dan saat aku membuka mata, aku mendapati diriku tengah berada di pom bensin. Aku pun memasang wajah bodoh yang bingung.
"Hehehe... Sori, bensinnya abis, turun sebentar ya..." ucapmu, mengganggu tidur pulasku!
"Hmm....". Aku turun, dan berjalan agak jauh dari posisi pengisian bensin, aku tak tahan bau menyenatnya.
Tak lama kemudian, kau menghampiri ku.
"Muka sedih amat tuh... Ciee, yang tidur pules..." ucapmu meledekku.
"Aah,, bodo! Ngantuk nih..." balasku kesal.
Dia tertawa, dan kami mulai melanjutkan perjalanan. Hingga sampai dirumah.
"Makasih ya..." ucapku masih dengan mata mengantuk.
"Harusnya aku yang makasih... Udah sana masuk rumah... Tidur! Mata udah gak bisa melek tuh..."
"Iya... Daaaahh...".
Dan kau pergi, aku tak beranjak dari tempat itu sampai kau menghilang dari penglihatanku.
Terima kasih atas keindahan Jakarta dimalam hari yang kau tunjukkan wahai manusia konyol. Pengalaman ini sungguh tak akan ku lupakan sampai kapanpun.
-TAMAT-
Its my master piece : Semua canda-tawa, tangis-haru, suka-duka dan semua emosi dalam hati, terlukiskan dalam untaian kata-kata indah penuh makna. Dan mari termenung, berkenalan dengan diri kita sendiri, its your story.
About Me
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nessa Chairunissa Hilyati. Diberdayakan oleh Blogger.
Categories
- Dendam (1)
- Kehilangan (1)
- Kejujuran (1)
- Langit Yang Indah (1)
- Perasaan (4)
- Persahabatan (1)
- Sahabat dan Cinta (1)
kayaknya gue tau ini siapa.. hemmm