Malam itu Vanes membuka jendela kamar hotel tempat dia menginap, dia ingin merasakan kesejukan angin malam yang bertiup dikota Bogor. Dalam keadaan setengah mabuk, Vanes menyandarkan tubuhnya diberanda. Berharap angin yang bertiup dapat menghilangkan rasa pusing yang menyerang kepalanya. Derry yang saat itu bersamanya, menghampiri Vanes dengan membawa sebotol minuman beralkohol.
"Ayo sayang, kita habiskan botol terakhir ini bersama..." ucap Derry yang saat itu mabuk berat.
"Kamu sudah terlalu mabuk untuk menghabiskannya..." kata Vanes.
"Mabuk...? Hahaha... Aku tidak mabuk sayang! Kamu yang mabuk...! Wajahmu memerah dan tubuhmu semakin terlihat indah...!" dan Derry langsung memeluk Vanes yang sudah satu tahun menjadi pacarnya.
Malam itu menjadi malam yang panjang. Mereka habiskan berdua dengan berpesta minuman dan melakukan seks tanpa ada ikatan yang sah, padahal mereka masih berstatus siswa sebuah SMA Swasta di Jakarta. Broken Home menjadi alasan mereka melakukan semua itu. Derry yang sering ditinggal orang tuanya keluar Kota, memilih alkohol, seks dan balapan liar sebagai aksi protes terhadap orang tuanya. Sementara Vanes yang tidak tahan dengan pertengkaran kedua orang tuanya memilih pergi dari rumah dan mencari arti kebersamaan yang sesungguhnya.
Seperyi biasa, Vanes memasuki kamarnya melalui jendela kamar yang sengaja tidak dia kunci. Itu cara ampuh untuk keluar dari rumah tanpa satu orang pun yang tau. Sore ini dia harus benar-benar beristirahat agar besok dia bisa masuk sekolah seperti biasa. Melupakan apa yang terjadi semalam dan berharap besok tidak mendapat hukuman dari Pak Boni, penjaga sekolah yang sering mendapatinya memanjat pagar sekolah karena terlambat masuk.
Yaa, Jakarta memang kota macet. Mobil Vanes sudah setengah jam tertahan dijalan protokol yang penuh dengan kendaraan, asap kenalpot, bunyi klakson dan beberapa pedagang koran.
"Sialan! Hari ini pasti gue telat lagi!" ucap Vanes mengingat sekarang sudah pukul enam lewat dua puluh menit.
"Apa gue cabut aja? Males banget gue masuk sekolah! Hari ini ada pelajaran Ekonomi! Malah tugas belum selesai lagi!". "Lebih baik gue telpon Derry! Dia pasti tau gue harus kemana hari ini...".
Segera dia merogoh tas dan mencari handphonenya, sebuah Blackberry Bold.
"Halo, sayang? Sayang, hari ini aku males masuk sekolah, kita pergi yuk!" ucap Vanes.
"Ok, Beibh...! Pake mobil kamu atau mobil aku...! Dirumah aku lagi ada Papa sama Mama, jadi jangan kerumah aku, ya!" kata Derry.
"Iya, iya...! Hmm, pake mobil kamu aja! Aku tunggu kamu di cafe biasa!" kata Vens.
"Ok sayang. Tunggu aku ya..." kata Derry.
Sekitar satu jam kemudian, akhirnya Vanes sampai ditempat tujuan. Bukan sekolah, melainkan cafe remang-remang yang memang buka 24 jam. Ditempat itu, dengan sabar Vanes menunggu Derry yang selama ini dia anggap malaikat yang memberitahunya apa arti bersenang-senang. Tak lama kemudian, Derry datang.
"Halo sayang..." ucap Derry dan mengecup ringan bibir Vanes. "Udah lama ya?".
"Gak kok... Maaf ya, hari ini kamu jadi ikutan bolos..." kata Vanes.
"Gak apa-apa kok, sayang..." kata Derry. "Jadi, apa yang akan kita lakukan hari ini?".
"Hmm, entahlah... Aku masih lelah karena kemarin..." jawab Vanes.
"Waah, kamu kelelahan ya? Maaf deh..." ucap Derry. "Hmm, bagaimana kalo hari ini kita istirahat saja! Kita bisa pakai apartement aku di Kemang...".
"Hmm, boleh saja... Hari ini aku ingin tidur puas!" ucap Vanes. "Jangan ganggu tidur aku pagi ini ya!".
"Iya, iya...!" kata Derry. "Hmm, sarapan dulu yuk! Aku lapar!".
"Pesen apa nih? Aku gak mood makan! Rasanya mual..." ucap Vanes.
"Mual...?" tanya Derry agak panik.
"Ya... Why?" tanya Vanes.
"Kamu sudah haid bulan ini?" tanya Derry.
"Haid...? Buat apa kamu menanyakan hal itu?" tanya Vanes.
"Sudah lah, jawab saja...!" jawab Derry ngotot.
"Be, belum sih... Mungkin besok atau lusa..." ucap Vanes.
"Kamu yakin?" tanya Derry.
"Kamu nih apa-apaan sih? Makin lama, omongan kamu makin gak jelas tau!" jawab Vanes yang mulai merasa terhina.
"Bukan gitu sayang! Aku cuma takut kamu hamil!" kata Derry.
"Hamil...? Apa kamu bilang? Hamil...? Heei, kita melakukan itu selalu memakai pengaman!" ucap Vanes yang sebenarnya mulai takut.
"Kemarin kita mabuk! Mungkin aku lupa...!" ucap Derry.
"Jangan bercanda kamu! Ini tidak lucu!" balas Vanes.
"Coba kamu fikir, aku mabuk berat! Kamu juga ikutan mabuk! Dan kita hanya berdua diruangan itu!" kata Derry.
"Jangan bikin aku takut, Derr!" ucap Vanes.
"Ok, lupakan sarapan, aku akan beli tespek dan kita langsung pergi ke apartement ku! Disana, coba kamu tes!" kata Derry. "Setuju? Atau kita ke klinik?".
"Tidak! Itu akan menambah masalah! Lebih baik beli tespek!" ucap Vanes.
Dan ternyata hasilnya positif. Vanes menangis dalam pelukan Derry. Dia sangat ketakutan. Dan tanpa diduga, Derry melontarkan sebuah kalimat yang mengerikan.
"Gugurkan janin itu Vanes!" ucap Derry.
"Apa? Kamu ingin menambah dosa?" tanya Vanes.
"Aku masih SMA, kamu juga! Bagaimana bisa kita mempertahankan bayi itu!" jawab Derry. "if you still do not want, I'll do it!".
"Apa? Kamu udah gila!" ucap Vanes.
"Maaf Vanes! Ini yang terbaik!" kata Derry.
Pandangan Derry langsung tertuju pada sebuah pisau yang ada didapur. Tanpa pikir panjang, Derry langsung menusuk perut Vanes beberapa kali sampai akhirnya Vanes tergeletak tak berdaya dengan darah yang mengalir deras dari perutnya. Vanes meniggal. Melihat hal itu, Derry langsung hilang akal dan bunuh diri. Sebenarnya, tak seharusnya mereka meninggal dengan cara konyol seperti itu.
"Pesen apa nih? Aku gak mood makan! Rasanya mual..." ucap Vanes.
"Mual...?" tanya Derry agak panik.
"Ya... Why?" tanya Vanes.
"Kamu sudah haid bulan ini?" tanya Derry.
"Haid...? Buat apa kamu menanyakan hal itu?" tanya Vanes.
"Sudah lah, jawab saja...!" jawab Derry ngotot.
"Be, belum sih... Mungkin besok atau lusa..." ucap Vanes.
"Kamu yakin?" tanya Derry.
"Kamu nih apa-apaan sih? Makin lama, omongan kamu makin gak jelas tau!" jawab Vanes yang mulai merasa terhina.
"Bukan gitu sayang! Aku cuma takut kamu hamil!" kata Derry.
"Hamil...? Apa kamu bilang? Hamil...? Heei, kita melakukan itu selalu memakai pengaman!" ucap Vanes yang sebenarnya mulai takut.
"Kemarin kita mabuk! Mungkin aku lupa...!" ucap Derry.
"Jangan bercanda kamu! Ini tidak lucu!" balas Vanes.
"Coba kamu fikir, aku mabuk berat! Kamu juga ikutan mabuk! Dan kita hanya berdua diruangan itu!" kata Derry.
"Jangan bikin aku takut, Derr!" ucap Vanes.
"Ok, lupakan sarapan, aku akan beli tespek dan kita langsung pergi ke apartement ku! Disana, coba kamu tes!" kata Derry. "Setuju? Atau kita ke klinik?".
"Tidak! Itu akan menambah masalah! Lebih baik beli tespek!" ucap Vanes.
Dan ternyata hasilnya positif. Vanes menangis dalam pelukan Derry. Dia sangat ketakutan. Dan tanpa diduga, Derry melontarkan sebuah kalimat yang mengerikan.
"Gugurkan janin itu Vanes!" ucap Derry.
"Apa? Kamu ingin menambah dosa?" tanya Vanes.
"Aku masih SMA, kamu juga! Bagaimana bisa kita mempertahankan bayi itu!" jawab Derry. "if you still do not want, I'll do it!".
"Apa? Kamu udah gila!" ucap Vanes.
"Maaf Vanes! Ini yang terbaik!" kata Derry.
Pandangan Derry langsung tertuju pada sebuah pisau yang ada didapur. Tanpa pikir panjang, Derry langsung menusuk perut Vanes beberapa kali sampai akhirnya Vanes tergeletak tak berdaya dengan darah yang mengalir deras dari perutnya. Vanes meniggal. Melihat hal itu, Derry langsung hilang akal dan bunuh diri. Sebenarnya, tak seharusnya mereka meninggal dengan cara konyol seperti itu.
0 komentar:
Posting Komentar