About Me

Cinta Hanya Satu

Rabu, 21 April 2010
Entah apa yang ada dalam pikiran Via sore itu. Dia baru saja mengizinkan Aries untuk menduakan cintanya. Cowok yang sudah lima tahun dipacarinya, meminta izin kepada Via untuk memiliki Selly, adik kelasnya sendiri.
"Kamu serius ngizinin aku pacaan sama Selly?" tanya Aris tak percaya.
"Iya Ris. Kamu udah berulang kali meminta izin dan aku pikir bukan salah kamu juga kalo kamu suka sama dia. Aku tau sekarang kamu pasti bingung, kamu suka sama Selly, kamu sayang sama dia, tapi disamping itu kamu punya aku! Aku yakin kamu pasti gak semudah itu mutusin hubungan kita. Gak segampang itu kamu buang cinta yang udah berjalan lima tahun!" jawab Via.
"Oke. Semua yang kamu omongin itu benar! Sebenarnya aku juga serba salah, Vi! Walaupun kamu udah ngizinin, tetap aja aku bingung!" ucap Aries.
"Bingung apa lagi sih sayang? Kamu tenang aja, kamu gak akan kesulitan mengatur waktu pacaran antara aku dan Selly. Aku bisa mengerti kalau kalian adalah pasangan baru. Aku cuma ingin melihat kamu bahagia, Ris! Aku masih rela diduain yang penting aku masih memiliki kamu!" kata Via.
"Tapi..." ucap Aries yang masih saja meragu.
"Ssstt.... Aris, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Mungkin sekarang cinta kamu terbagi dua. Tapi aku yakin, Tuhan menciptakan hanya satu cinta! Aku percaya sama kamu... Sekarang, kamu datangi Selly. Ungkapkan isi hati kamu sebelum semuanya terlambat dan kamu menyesal..." sahut Via.
"Makasih, Via... Aku pergi dulu, ya..."  balas Aries.

Disaksikan oleh matahari yang mulai kembali ke singgasananya, Aries menyatakan cinta kepada Selly. Walau tidak utuh, Selly tetap menerimanya dengan senang hati karena sebenarnya dia juga menyukai Aries. Hati Via terasa tersayat-sayat menyaksikan semua itu.
Melihat Aries mempersembahkan seikat mawar merah kepada Via sebagai lambang cintanya. Melihat Aries tersenyum puas atas jawaban Selly yang bersedia ikut serta mengisi hatinya. Menyaksikan betapa mesranya peluk hangat yang diberikannya untuk Aries. Perih... Dan Via hanya bisa menangis dibalik persembunyiannya.

Ketika pulang sekolah, Via melihat Aries menunggu di depan pintu gerbang sekolah. Dengan senang hati, dia menghampiri cowok manis itu.
"Hmm... Pasti dia mau ngajak pulang bareng..." pikirnya.
Tetapi pikiran Via salah besar. Ternyata yang ditunggu Aries adalah Selly. Hatinya kembali merasa sakit melihat mereka bermesraan. Ada perasaan menyesal karena sudah mengizinkan Aries mencintai dua cinta, tapi apa daya, semnua itu sudah terjadi. Via ingin melihat Aries bahagia, toh Aries tetap menjadi miliknya, walau tidak sepenuhnya.

Lama kelamaan, Aries semakin sibuk dengan cewek barunya, hal itu sangat dirasakan Via. Aries mulai jarang mengangkat telpon dan menjawab SMS darinya. Bahkan untuk bertemu pun sulit walau mereka satu sekolah. Waktu Aries banyak terkuras hanya untuk Selly, Selly dan Selly, cewek barunya..
Via pun jatuh sakit karena memikirkan Aries. Melihat kondisi Via yang seperti ini, sang Kakak tidak tinggal diam. Seno merasa ini sudah kelewatan dan dia harus turun tangan. Sebagai laki-laki, Seno akan menasihati Aries agar tidak mempermainkan perasaan adik tercintanya.

"Hei pecundang! Lo apain adik gue sampe kritis begitu?" tanya Seno.
"Kritis, Kak? Via sakit? Sakit apa dia?" tanya Aries yang memang tidak tau apa-apa.
"Aneh lo, ya! Keadaan cewek lo sendiri aja gak tau? Cowok macam apa lo? Bukannya berterima kasih karena udah diizinin ngeduain adik gue, lo malah ngelupain dia dan sibuk dengan cewek baru lo!" jawab Seno. "Sebenernya lo masih cinta gak sih sama Via? Apa lo udah bakar semua kenangan pacaran 5 tahun sama adik gue, terus lo ganti dengan kenangan pacaran 5 hari sama si Selly? Hei Bro, segampang itu kah lo lupain semua? Lo gak inget perjuangan lo untuk dapet izin pacaran dari bokap gue? Sampe lo rela ujan-ujanan, bahkan sampe jadi babu dirumah gue. Apa lo lupa semua itu!? Inget gak lo? Betapa susahnya lo dapet izin dari bokap gue? Dan sekarang lo sakitin adik gue? Bahkan lo hampir bunuh adik gue!!".
"Maaf, Kak. Tapi aku bener-bener gak tau Via sakit. Kalau aku tau, pasti aku jagain dia, Kak. Aku sayang sama Via dan aku juga gak akan mungkin melupakan semua itu. Oke, sekarang apa yang bisa aku perbuat? tanya Aries.
"Lo pilih salah satu! Antara Selly dan adik gue! Jangan terus-terusan lo sakitin hati adik gue, Selly dan hati lo sendiri! Gue yakin sebagai cewek, Selly bisa mengerti dengan situasi sekarang. Lo tetap bisa mencintai Selly, menyayangi dia sebagai seorang adik. Buktiin kalo lo bukan pecundang! Gue tunggu lo dirumah sakit. Gue harap lo bawa berita baik!" ucap Seno.

Setelah dipikir-pikir, akhirnya Aries dapat membuat sebuah keputusan besar. Sore itu, Aries pergi kerumah Selly dan membicarakan semuanya. Tentang dia dan Via, tentang cinta, kesetiaan dan pengorbanan cinta. Semua harus jelas, Aries harus memilih satu cinta karena cinta hanya ada satu.
"Aku bisa ngerti, Kak. Kak Via pasti sangat mencintai Kakak. Aku gak apa-apa kok, Kak. Aku juga merasa gak pantes, gak seharusnya hubungan ini terjadi. Kak, kita putus aja, kita ubah hubungan ini menjadi hubungan sodara..." ucap Selly.
"Jadi... Kita putus?" tanya Aries.
"Iya, Kak... Udah, Kakak cepetan ke rumah sakit, kasihan Kak Via nunggu Kakak..." jawab Selly.
"Kamu mau ikut?" tanya Aries.
"Hmm, boleh deh. Tunggu sebentar ya, aku ganti baju dulu..." jawab Selly.

Aries membuka pintu kamar rawat inap Via. Hanya ada Kak Seno yang menemani Via dikamar itu. Melihat Aries datang, Seno tersenyum bangga.
"Ternyata lo berani dateng! Hmm, sama siapa lo?" tanya Seno.
"Hmm, ini Selly, Kak..." jawab Aries walau agak takut.
"Oooh, lo yang namanya Selly!" ucap Seno. "Ris, gimana keputusan lo?".
"Aku pilih Via, Kak..." kata Aries.
"Lalu dia?" tanya Seno.
"Aku gak apa-apa kok, Kak. Kak Via lebih mencintai Kak Aries daripada aku..." jawab Selly.
"Kamu putus sama Selly? Pasti Kak Seno yang maksa kamu ya?" tanya Via.
"Gak Vi, aku baru sadar, gak seharusnya ada dua cinta... Seperti yang kamu bilang, Tuhan hanya menciptakan satu cinta..." jawab Aries.
"Iya Kak... Maaf ya, aku udah pernah berusaha ngambil Kak Aries dari Kakak. Kalian tuh pasangan yang serasi... Semoga tetep langgeng ya..." ucap Selly.

Akhirnya cinta itu berlabuh pada satu hati. Kebersamaan selama 5 tahun terus berjalan dengan cinta seutuhnya. Walau sempat disakiti, Via masih tetap mencintai Aries sepenuh hati. Cowok itu pun berjanji tidak akan mengulangi kesalahan itu.

Last Night

Rabu, 14 April 2010

Malam itu Vanes membuka jendela kamar hotel tempat dia menginap, dia ingin merasakan kesejukan angin malam yang bertiup dikota Bogor. Dalam keadaan setengah mabuk, Vanes menyandarkan tubuhnya diberanda. Berharap angin yang bertiup dapat menghilangkan rasa pusing yang menyerang kepalanya. Derry yang saat itu bersamanya, menghampiri Vanes dengan membawa sebotol minuman beralkohol.

"Ayo sayang, kita habiskan botol terakhir ini bersama..." ucap Derry yang saat itu mabuk berat.
"Kamu sudah terlalu mabuk untuk menghabiskannya..." kata Vanes.
"Mabuk...? Hahaha... Aku tidak mabuk sayang! Kamu yang mabuk...! Wajahmu memerah dan tubuhmu semakin terlihat indah...!" dan Derry langsung memeluk Vanes yang sudah satu tahun menjadi pacarnya.
Malam itu menjadi malam yang panjang. Mereka habiskan berdua dengan berpesta minuman dan melakukan seks tanpa ada ikatan yang sah, padahal mereka masih berstatus siswa sebuah SMA Swasta di Jakarta. Broken Home menjadi alasan mereka melakukan semua itu. Derry yang sering ditinggal orang tuanya keluar Kota, memilih alkohol, seks dan balapan liar sebagai aksi protes terhadap orang tuanya. Sementara Vanes yang tidak tahan dengan pertengkaran kedua orang tuanya memilih pergi dari rumah dan mencari arti kebersamaan yang sesungguhnya.

Seperyi biasa, Vanes memasuki kamarnya melalui jendela kamar yang sengaja tidak dia kunci. Itu cara ampuh untuk keluar dari rumah tanpa satu orang pun yang tau. Sore ini dia harus benar-benar beristirahat agar besok dia bisa masuk sekolah seperti biasa. Melupakan apa yang terjadi semalam dan berharap besok tidak mendapat hukuman dari Pak Boni, penjaga sekolah yang sering mendapatinya memanjat pagar sekolah karena terlambat masuk.

Yaa, Jakarta memang kota macet. Mobil Vanes sudah setengah jam tertahan dijalan protokol yang penuh dengan kendaraan, asap kenalpot, bunyi klakson dan beberapa pedagang koran.
"Sialan! Hari ini pasti gue telat lagi!" ucap Vanes mengingat sekarang sudah pukul enam lewat dua puluh menit.
"Apa gue cabut aja? Males banget gue masuk sekolah! Hari ini ada pelajaran Ekonomi! Malah tugas belum selesai lagi!". "Lebih baik gue telpon Derry! Dia pasti tau gue harus kemana hari ini...".
Segera dia merogoh tas dan mencari handphonenya, sebuah Blackberry Bold.
"Halo, sayang? Sayang, hari ini aku males masuk sekolah, kita pergi yuk!" ucap Vanes.
"Ok, Beibh...! Pake mobil kamu atau mobil aku...! Dirumah aku lagi ada Papa sama Mama, jadi jangan kerumah aku, ya!" kata Derry.
"Iya, iya...! Hmm, pake mobil kamu aja! Aku tunggu kamu di cafe biasa!" kata Vens.
"Ok sayang. Tunggu aku ya..." kata Derry.

Sekitar satu jam kemudian, akhirnya Vanes sampai ditempat tujuan. Bukan sekolah, melainkan cafe remang-remang yang memang buka 24 jam. Ditempat itu, dengan sabar Vanes menunggu Derry yang selama ini dia anggap malaikat yang memberitahunya apa arti bersenang-senang. Tak lama kemudian, Derry datang.
"Halo sayang..." ucap Derry dan mengecup ringan bibir Vanes. "Udah lama ya?".
"Gak kok... Maaf ya, hari ini kamu jadi ikutan bolos..." kata Vanes.
"Gak apa-apa kok, sayang..." kata Derry. "Jadi, apa yang akan kita lakukan hari ini?".
"Hmm, entahlah... Aku masih lelah karena kemarin..." jawab Vanes.
"Waah, kamu kelelahan ya? Maaf deh..." ucap Derry. "Hmm, bagaimana kalo hari ini kita istirahat saja! Kita bisa pakai apartement aku di Kemang...".
"Hmm, boleh saja... Hari ini aku ingin tidur puas!" ucap Vanes. "Jangan ganggu tidur aku pagi ini ya!".
"Iya, iya...!" kata Derry. "Hmm, sarapan dulu yuk! Aku lapar!".
"Pesen apa nih? Aku gak mood makan! Rasanya mual..." ucap Vanes.
"Mual...?" tanya Derry agak panik.
"Ya... Why?" tanya Vanes.
"Kamu sudah haid bulan ini?" tanya Derry.
"Haid...? Buat apa kamu menanyakan hal itu?" tanya Vanes.
"Sudah lah, jawab saja...!" jawab Derry ngotot.
"Be, belum sih... Mungkin besok atau lusa..." ucap Vanes.
"Kamu yakin?" tanya Derry.
"Kamu nih apa-apaan sih? Makin lama, omongan kamu makin gak jelas tau!" jawab Vanes yang mulai merasa terhina.
"Bukan gitu sayang! Aku cuma takut kamu hamil!" kata Derry.
"Hamil...? Apa kamu bilang? Hamil...? Heei, kita melakukan itu selalu memakai pengaman!" ucap Vanes yang sebenarnya mulai takut.
"Kemarin kita mabuk! Mungkin aku lupa...!" ucap Derry.
"Jangan bercanda kamu! Ini tidak lucu!" balas Vanes.
"Coba kamu fikir, aku mabuk berat! Kamu juga ikutan mabuk! Dan kita hanya berdua diruangan itu!" kata Derry.
"Jangan bikin aku takut, Derr!" ucap Vanes.
"Ok, lupakan sarapan, aku akan beli tespek dan kita langsung pergi ke apartement ku! Disana, coba kamu tes!" kata Derry. "Setuju? Atau kita ke klinik?".
"Tidak! Itu akan menambah masalah! Lebih baik beli tespek!" ucap Vanes.


Dan ternyata hasilnya positif. Vanes menangis dalam pelukan Derry. Dia sangat ketakutan. Dan tanpa diduga, Derry melontarkan sebuah kalimat yang mengerikan.
"Gugurkan janin itu Vanes!" ucap Derry.
"Apa? Kamu ingin menambah dosa?" tanya Vanes.
"Aku masih SMA, kamu juga! Bagaimana bisa kita mempertahankan bayi itu!" jawab Derry. "if you still do not want, I'll do it!".
"Apa? Kamu udah gila!" ucap Vanes.
"Maaf Vanes! Ini yang terbaik!" kata Derry.
Pandangan Derry langsung tertuju pada sebuah pisau yang ada didapur. Tanpa pikir panjang, Derry langsung menusuk perut Vanes beberapa kali sampai akhirnya Vanes tergeletak tak berdaya dengan darah yang mengalir deras dari perutnya. Vanes meniggal. Melihat hal itu, Derry langsung hilang akal dan bunuh diri. Sebenarnya, tak seharusnya mereka meninggal dengan cara konyol seperti itu.