About Me

Rasa Penasaran

Kamis, 10 Maret 2011

Seperti biasa, Kelly dengan Cerry dan Sella berjalan menuju rumah mereka masing-masing. Kebetulan, rumah mereka berdekatan dan juga dekat dengan sekolah. Dan hampir setiap hari, mereka selalu pulang sekolah bersama.  Saat melewati sebuah rumah tua di Jl. Kesemek No. 13, Kelly membuat ulah.
“Hey, dirumah itu ada sesuatu loh… Hahahaha…” ucapnya iseng.
“Apa-apaan deh… Iseng amat…” balas Sella yang memang tak suka dengan hal-hal semacam itu.
“Hahaha, takut ya...?” Kejahilan Kelly mulai beraksi.
“Hei… Sudah lah… Jangan seperti anak kecil! Malu lah dengan seragam kita, putih-abu abu! Hehehe…” kata Cerry.
“Yee dasar! Main ke rumah itu sebentar yuk… Aku penasaran nih jadinya…” balas Kelly.
“Ngapain deh? Aku sudah lapar nih… Capek juga seharian di sekolah… Pengen istiahat…” kata Sella.
“Ah, emang dasar nya aja kamu takut!” balas Kelly.
“Ada benarnya juga si Sella, aku juga lapar, Kel… Pulang aja ya…” kata Cerry.
“Hmm, yaudah deh… Kalah suara…”.

Malam harinya.
Rasa penasaran Kelly terus bergejolak dalam hati. Sepertinya memang ada sesuatu yang menuntutnya utnuk menghampiri rumah itu. Entah itu apa, dalam bentuk apa, dan bagaimana. Cewek itu terus gelisah, tak bisa tidur. Sampai akhirnya dia memutuskan menghubungi Cerry, sahabatnya.
“Cer, gak bisa tidur nih… Penasaran sama rumah itu… Kesana yuk!” ucap Kelly.
“Hah!? Gila kamu! Jam berapa ini? Serem banget…” balas Cerry dengan nada terkejut.
“Ayo lah… Cuma kamu yang bisa bantu aku… Sella yang penakut itu kan cuma bisa nyusahin aku kalo di ajak… Tolong lah…”.
“Terserah deh…”.
Akhirnya kedua cewek itu pergi ke rumah tersebut malam itu juga. Rasa penasaran Kelly tak lagi bisa ditahan. Dia berada di barisan paling depan saat menjelajahi rumah itu di malam yang dingin dan sunyi. Rumah itu penuh debu, segala perabotan ditutupi kain putih yang juga berdebu. Ruangan demi ruangan ditelusuri oleh Kelly, sampai akhirnya dia menemukan sebuah buku di sebuah kamar.
“Cer, lihat! Aku mendapatkan sebuah buku tua… Hehehe… Penasaran nih…” ucap Kelly senang.
“Ah dasar autis kamu, Kel! Baca dirumah saja lah kalau memang penasaran, sudah larut malam nih… Besok kita harus sekolah! Dan ingat! Besok ulangan Kimia! Sudah bikin contekan belum?” tanya Cerry yang sibuk menyenteri sudut-sudut kamar itu.
“Belum… Ah, nanya Sella saja… Dia kan pintar di pelajaran Kimia…”.

Berhubung malam semakin larut, mereka pulang menuju rumah. Sesampainya dirumah, Kelly yang masih terjebak dalam rasa penasarannya itu langsung membuka lembaran-lembaran buku tua tersebut. Buku itu adalah sebuah buku diary yang mungkin adalah milik penghuni rumah itu dulu.

14 Februari 1993
Valentine kali ini adalah yang terindah sepanjang tahun! Akhirnya Steve menyatakan cintanya kepadaku! Dan ini adalah hari jadi kami. Cowok keren itu memberiku sebuah boneka teddy bear dan sekotak cokelat di hari kasih sayang penuh cinta ini. Tuhan, terima kasih telah membuatku menjadi cewek paling beruntung di dunia karena telah memiliki Steve.
-Liana-

“Wow! Asyik juga…” ucapnya.

1 Maret 1993
Sweet Seventeen ku terasa makin indah berkat Steve! Dia membuatku seperti princess di hari kelahiranku ini. Kami menghabiskan waktu selama satu hari penuh dirumah ku yang sepi ini… Kami bersenang-senang… Mengukir kesan menakjubkan!
-Liana-

“Iiih… Bahagia banget! Pengen deh, sweet seventeen kayak gitu juga…” ucapnya. “Eh, ada fotonya… Loh? Ini si Liana itu kan? Kok mirip gue ya? Hahahaha…”.
Kelly terus membaca isi diary itu sampai dia lelah dan akhirnya tertidur. Dalam mimpinya, dia bertemu dengan sosok dalam foto tersebut, Liana! Dengan air mata yang terurai, cewek itu menjerit memohon bantuan.

“Kelly, tolong aku! Keluarkan aku! Bantu aku! Aku ingin sama dengan mereka! Tolong aku!”
“Di bawah cahaya rembulan yang indah, tubuhmu dapat terayun-ayun sambil merasakan hembusan angin malam yang dingin dan langit yang indah penuh bintang!”.
“Hancurkan benda yang membuatmu terayun… Buang tanah-tanah yang menutupiku! Bantu aku!”.

“Hah!?” Kelly bangun dari mimpi buruknya. Badannya berkeringat. Ngeri.

Keesokan harinya, Kelly menceritakan tentang mimpinya semalam kepada Cerry dan Sella. Kedua sahabatnya itu merespons dengan ekspresi ngeri dan takut. Mereka bingung mengapa Kelly bisa bermimpi seperti itu. Apa maksud perkataan Liana dalam mimpi Kelly.
“Si Liana merasa terganggu tuh sepertinya…” ucap Sella. “Makanya jangan main ke sana!”.
“Enggak Sel! Kalau dia merasa terganggu… Dia pasti akan membentakku! Bukannya memohon pertolongan… Aku merasa harus menolongnya…” balas Kelly.
“Tolong apa? Bisa apa kita? Mengerti saja tidak!” ucap Cerry.
“Mungkin dia korban pembunuhan yang dibunuh lalu dikubur di bawah benda yang berayun itu…” kata Kelly.
“Mengerikan! Jangan bertindak bodoh lagi Kelly!” ucap Sella, menentang keras pemikiran bodoh sang sahabat.
“Kenapa? Niat ku baik! Jika dia memang korban, apa salahnya ku bantu dia mendapatkan pemakaman yang lebih layak?” tanya Kelly.
“Aku tidak mau ikut campur dalam masalah ini! Aku benci hal-hal yang berbau mistis!” ucap Sella.
Kelly menatap Cerry dengan penuh harap.
“Maaf Kel, tolong jangan tatap aku dengan tatapan seperti itu. Aku memang mungkin seorang cewek yang pemberani, namun dalam masalah ini, aku angkat tangan! Maaf…” ucap Cerry, membuat Kelly semakin kecewa.
“Well, jangan kalian pikir aku tidak bisa mengerjakannya sendiri!” balas Kelly, lalu langsung berlalu, mengilang dari pandangan kedua sahabatnya.

Bermodal kenekatan dan keyakinan bahwa dirinya benar, Kelly kembali memasuki rumah itu ketika pulang sekolah. Dia mencari tempat yang dimaksud dalam perkataan Liana dalam mimpinya. Ternyata benar ada! Sebuah ayunan di pinggir kolam.
Dengan kekuatan apa-adanya, Kelly menghancurkan ayunan tersebut, menggali tanah yang ada dibawahnya hingga dia menemukan sesosok tubuh manusia. Dia yakin itu tubuh Liana. Rasa takut mulai menyelimuti dirinya.
“Kelly… Kamu benar-benar gila!” sahut Cerry dari kejauhan, dia bersama Sella mendekat.
“Semalam bukan sekedar mimpi… Kalian lihat…” ucap Kelly.
Sella yang penakut sudah hampir menangis karena ketakutan. Tiba-tiba langit gelap, semua berkabut, hingga Liana menampakkan dirinya.
“Terima kasih Kelly…” ucapnya. “Kamu memang manusia pemberani…”.
Sella dan Cerry memandangnya dengan takut. Mereka tak berani mendekat seperti Kelly.
“Sekarang apa mau mu?” tanya Kelly.
“Aku butuh teman! Mendekatlah… Menjadi temanku…”.
“Kelly jangan! Ku mohon berhenti menjadi orang gila!” seru Cerry.
Namun sepertinya Kelly bukan lah Kelly, dirinya tak menghiraukan perkataan sahabatnya sendiri. Wajah Kelly menjadi pucat, matanya berubah menjadi putih semua. Dia terus berjalan mendekati Liana.
“Kalian sahabat yang bodoh!” ucap Liana. “Membiarkan sahabat kalian menjadi temanku… Telah ku hisap jiwanya… Dia mati!”
Sella sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, rasa takutnya memuncak dan dia hanya bisa menangis dibelakang Cerry yang masih berusaha tegar.
“Kembalikan Kelly!” ucap Cerry.
Sesosok itu tidak merespons, dia hanya tertawa licik dan tiba-tiba menghilang seiring kabut yang memudar. Hingga semua kembali terlihat cerah. Cerry menangis saat melihat tubuh Kelly pucat dan kaku, tidak ada lagi nafas yang dihembuskannya, tak ada lagi darah yang mengalir di dalam tubuhnya. Dia mati.

1 komentar:

Posting Komentar